CLICK JAWABAN >

Penyelenggara Program Persiapan IKM

LPPMI IKM

Layanan

Pelatihan, persiapan dan pengembangan kompetensi SDM
Coaching, mentoring
Pengembangan usaha dan konsultasi
Persiapan tes magang dan seleksi karyawan

Keberhasilan SDM yang didasarkan Sikap dan perilaku kerja industri
Pada umumnya sikap diartikan sebagai cara bertindak dan bertingkah laku dengan orang lain dalam interaksi organisasi dan lingkungan industri berkaitan moral dan etik (attitude) sedang perilaku dikaitkan dengan cara menjalankan kegiatan, tugas dan pekerjaannya dalam organisasi dan lingkungan industri (behavior).
Kompetensi sikap dan perilaku kerja dipersyaratkan bagi lancarnya SDM dalam bekerja. Apa kompetensi sikap dan perilaku kerja dan mengapa menjadi dasar keberhasilan SDM? Apa sikap yang didukung dan dilarang menurut moral usaha
Kompetensi sikap dan perilaku kerja adalah kemampuan mental SDM yang dipantau dalam sistem monitoring dan pemeriksaan terhadap 1) kecakapan dalam beraktivitas, 2) kapasitas unjuk kemampuan dalam proses kerja, 3) loyalitas pada produk, pimpinan dan organisasi, 4) kerjasama dalam team, 5) kepemimpinan diri, 6) kepatuhan terhadap ketentuan, 7) inovasi dari metode dan prosedur kerja, dalam rangka pencapaian kinerja SDM, kelompok atau bagian dalam organisasi maupun perusahaan.
Kompetensi sikap dan perilaku merupakan kemampuan mengolah dan mengelola diri SDM sebagai anggota team dari sengan tugas sesifik sesuai bagian organisasi di mana ia ditempatkan. Pada umumnya diperlukan dalam menjalankan misi, visi dan program kerja Perusahaan. Pada khususnya terbatas dalam ruang lingkup tugas jabatan di mana ia diposisikan,dengan kewenangn yang terbatas.
Pelatihan dan pengembangan kompetensi sikap dan perilaku kerja diadakan di bawah team trainer selaku konsultan, tutor, mentor, fasilitator, asesor yg membantu peserta melakukan persiapan wawancara kerja dan menerapkan kompetensinya saat bekerja.
Kompetensi sikap dan perilaku kerja meliputi 1) Keyakinan bahwa pekerjaannya baik dan berguna untuk orang lain 2) Pengetahuan dan wawasan tentang kemampuan dasar psikologis, kognitif dan afektif baik untuk kerja organisasi maupun kerja teknis 3) Kemampuan memberdayakan mental, karakter, tingkat kecerdasan, tipe utama kepribadian 4) Kecakapan membentuk pola sikap dan perilaku kerja. 5) Kapasitas mental untuk berintegritas.
Selain kualifikasi ketrampilan, kecakapan, tingkat pendidikan dan administrasi, ada kualifikasi pola sikap dan perilaku kerja, umumnya adalah bersikap baik, ramah, jujur, berkemauan keras, dan berintegritas.
Selain kualifikasi di atas, tiap jabatan /tugas kerja yang satu dengan yang lainnya. Memerlukan kuaifikasi atau kriteria yang lain, Pada dasarnya pelaku jabatan tertentu dituntut memiliki kriteria sikap dan perilaku yang memenuhi syarat tugas jabatan kerja dan jabatan organisasinya. Seperti kriteria sikap dan perilaku cleaning service, satpam, office boy, pencatat barang di gudang, penyortir barang, pembantu dalam proses produksi, pengepakan barang, petugas transportasi logistik sampai sales, masing-masing berbeda. Sebagimana jenis dan fungsi pekejaannya berbeda.

Program Mengenal Potensi Diri Sebagai SDM
Bagi SDM dan perusahaan, potensi dasar tiap individu SDM sebagai bahan dan sumber pembentukan kompetensi sikap dan perilaku adalah penting. Bagi SDM perlu lebih mengenal dan mengidentifikasinya sebab potensi dasar adalah asetnya. Yang bersangkutan perlu mendiagnosa dirinya.
Potensi dasar yang berpengaruh terhadap pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola perilaku SDM dalam menjalankan tugas jabatan dan pekejaan.
1. Kemampuan kognitif dan afektif diri, akan mencerminkan bentuk dan pola preferensi bidang kerja. Apakah bidang administrasi, sosial manajerial, atau keterampilan teknis, sebagai pelaku dan pimpinan kerja dan usaha.
2. Bakat, kecerdasan, kepribadian, watak, sifat, menentukan kekuatan dan keberhasilan di tempat dan bidang kerjanya.
3. 9 jenis kecerdasan, 4 tipe dasar, 4 sifat dasar serta 4 karakter dasar kejiwaan, 16 tipe kepribadian. Dengan memahami dan berlatih mental kejiwaan, SDM memiliki kapasitas inovasi, team work, pelaku solusi baik di bidang teknis pekerjaan, manajerial dan strategi kerja, baik untuk karir, lingkungan maupun usaha bisnis perusahaan.
4. Pola pendidikan oleh lingkungan dan pengalaman
Perusahaan perlu membuat sistem monitoring dan pemeriksaan potensi, kecakapan, kapasitas untuk memeriksa kemampuan dalam proses kerja, loyalitas, kerjasama, kepemimpinan, kepatuhan, inovasi dalam rangka pencapaian kinerja SDM, kelompok maupun Perusahaan.
Sistem pemantauan SDM dengan tujuan :
1. Menciptakan suasana kerja yang sarat akan pembelajaran.
2. Membantu karyawan menemukan potensi terbaik dalam dirinya.
3. Mengembangkan kompetensi karyawan baik kemampuan teknis maupun non-teknis.
4. Meningkatkan produktivitas individu maupun tim.
5. Mengurangi tingkat turnover dan absensi karyawan.
6. Meningkatkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.
7. Meningkatkan komitmen karyawan terhadap perusahaan.
Beberapa metode pengembangan SDM yang dapat dilakukan, yaitu:

1. Coaching

Perusahaan akan menunjuk staf senior untuk membimbing karyawan lain yang belum memiliki banyak skills.

2. Outbond

Jika kreativitas dan produktivitas berkurang.

Kegiatan ini tentu saja akan membuat karyawan semakin mengenal satu sama lain, berbagi ide, relasi, kolaborasi, serta menggairahkan kembali semangat kerja mereka.

3. Rotasi Kerja
Rotasi kerja akan memberikan ruang bagi karyawan untuk merasakan bekerja pada divisi lain.
rotasi kerja akan sangat membantu karyawan untuk memahami alur/proses kerja di perusahaan secara keseluruhan.

4. Mentoring
mentransfer ilmu dari karyawan yang telah berpengalaman ke karyawan yang belum memiliki banyak pengalaman. melibatkan karyawan senior untuk membimbing karyawan yang masih belum memiliki banyak pengalaman.

secara formal maupun informal.

5. On the Job Training
meningkatkan soft skills dan hard skills, kepemimpinan, manajemen waktu, skala prioritas, hingga kemampuan analitis karyawan.

6. Pelatihan atau Training

Berbentuk kelas , saat ini materinyateknologi baru yang bisa mengefisienkan pekerjaan karyawan, maka perusahaan akan melakukan pelatihan supaya karyawan terampil dan akrab dengan teknologi tersebut.

Pelatihan bertujuan untuk memperkaya wawasan yang dapat menunjang tugasnya di dalam, perusahaan lain dan luar perusahaan

7. Pendidikan Formal maupun non Formal
bertujuan untuk karyawan yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan yang dibutuhkan perusahaan. Dengan informal untuk memperkaya skills karyawan yang dapat menunjang pekerjaannya.

8. Perencanaan Karier
Tak jarang, terdapat perusahaan yang memberikan kesempatan bagi karyawan untuk menentukan rencana karier yang mereka inginkan.

pengembangan SDM ini juga akan melatih karyawan untuk lebih fleksibel dan adaptif.

Lakukan observasi atau talent mapping kekuatan dan kelemahan mereka serta soft skills yang mere

9. 360-degree Feedback
Selain KPI dan OKR, untuk mengukur keberhasilan perusahaan atau individu dapat dilakukan melalui pemberian feedback secara 360 derajat.

Tujuan dari feedback ini adalah untuk memetakan hal-hal yang menjadi hambatan selama proses kerja serta mengevaluasi sikap karyawan berdasarkan evaluasi karyawan lain. Misalnya, rekan satu divisi, antar divisi, supervisor, hingga konsumen.

Nantinya, hasil dari feedback tersebut dapat digunakan untuk menentukan area pengembangan karier karyawan ke depannya.

10. Diskusi dan Aktivitas Kelompok
Pengembangan SDM juga dapat dilakukan dengan menginisiasi kegiatan-kegiatan informal, seperti diskusi maupun aktivitas kelompok. Dalam hal ini, perusahaan dapat membentuk kelompok-kelompok kecil berdasarkan minat pengembangan karier yang diinginkan karyawan.

Perusahaan bisa mengadakan diskusi atau aktivitas kelompok berdasarkan minat karyawan baik secara langsung dengan memfasilitasi instruktur maupun secara tidak langsung berupa e-learning.

Dalam pelaksanaannya, pastikan kegiatan diskusi jalan dengan baik serta memantik diskusi antar peserta supaya manfaat diskusi dapat dirasakan baik karyawan maupun perusahaan.

11. Simulasi
Simulasi merupakan aktivitas peniruan dari sesuatu yang nyata beserta kejadian di sekelilingnya. keterampilan dasar dalam dua komponen penting pengembangan manajemen, yaitu pengambilan keputusan dan kolaborasi, serta manajemen perubahan.

12. Uji Kompetensi
Mendengar kata ujian seolah momok yang mengerikan, baik itu bagi siswa maupun karyawan.

Dalam hal metode pengembangan SDM, tujuan uji kompetensi adalah untuk mengetahui kualitas karyawan selama bekerja di perusahaan tersebut.

Untuk menyelenggarakan program ini, perusahaan bisa melakukan uji kompetensi yang mereka selenggarakan sendiri maupun yang diselenggarakan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Apa pentingnya uji kompetensi?makin lama bekerja di suatu perusahaan membuat karyawan semakin malas untuk belajar dan memilih menggunakan metode yang ia kuasai sebelumnya. uji kompetensi diharapkan menjadi pemantik karyawan untuk mau belajar skills baru lagi yang bisa menunjang pekerjaannya.

Pelatihan Kesiapan Kerja
Kami mengelola jasa pelatihan kesiapan calon magang dan calon pekerja, untuk selanjutnya dapat mengikuti seleksi penyaluran dan penempatan baik outsourcing maupun kontrak, oleh perusahaan mitra yang membuka lowongan kerja serta memulai usaha yang terbuka peluangnya. Pelatihan tersebut dapat meliputi kesiapan psikotes, tes pengetahuan akademik dan umum, metode studi kasus, pendekatan untuk solusi dan inovasi pekerjaan, sika kerja, manajemen praktis untuk memperlancar komunikasi dalam wawancara ataupun presentasi.
Kami melayani permintaan perusahaan outsorcing yang bertindak sebagai kontraktor penyediaan SDM di perusahaan pengguna jasa atau atau klien baik nasional maupun internasional dengan memperhatikan kemampuan dasar diberbagai sub bidang kompetensi, temasuk CRM, IT, total security, zero complaint, mutu produk, efisiensi dll
Jasa pelatihan LPPMI IKM didasarkan pada sistem pengembangan keterampilan dan kesiapan SDM untuk ikut seleksi dan penempatan sesuai dengan standar prosedur oleh perusahaan mitra. LPPMI IKM didukung oleh team pelatihan persiapan untuk proses rekrutmen calon SDM yang kompeten dan sesuai bidangnya.
LPPMI dapat menyelesaikan sebagian ataupun keseluruhan pekerjaan tanpa harus melakukan perekrutan yang memakan banyak waktu.
Perusahaan outsourcing yang kami bantu atau layani, memiliki aturan di mana tenaga kerja yang disalurkan hanya mendukung, bukan sebagai tenaga kerja inti perusahaan yang menggunakan jasa.
Salah satu misi kami adalah dapatnya terjadi transfer skill
Jasa Outsourcing:
– Cleaning Services
– Security Services
– Building Maintenance
– Sales Promotion Girl
– Phone Operator
– Alat Kesehatan Medis
– Office Boy
– Gardening Services
– Customer Services
– Driver Services
– Courier Services
– Administrasi Gudang
– Pembantu produksi
– Jasa logistik dan transportasi

Dan menjadi enterpreneur

Lembaga Persiapan dan Pengembangan Industri – IKMA
Yayasan : Spirit Baru Nusantara
Layanan
1. Pelatihan, persiapan dan pengembangan kompetensi
2. Pengembangan usaha dan konsultasi
3. Mnitoring kinerja
4. Penyaluran magang, inkubasi dan kerja
5. Persiapan tes magang dan kerja
Social media
LinkedIn, FB, Twitter, WA group
Web
www.sbnusantara.info

Fokus Misi Yayasan “Semesta Bumiatma Nusantara”

Keberhasilan SDM yang didasarkan Sikap dan perilaku kerja industri
Pada umumnya sikap diartikan sebagai cara bertindak dan bertingkah laku dengan orang lain dalam interaksi organisasi dan lingkungan industri berkaitan moral dan etik (attitude) sedang perilaku dikaitkan dengan cara menjalankan kegiatan, tugas dan pekerjaannya dalam organisasi dan lingkungan industri (behavior).
Kompetensi sikap dan perilaku kerja dipersyaratkan bagi lancarnya SDM dalam bekerja. Apa kompetensi sikap dan perilaku kerja dan mengapa menjadi dasar keberhasilan SDM? Apa sikap yang didukung dan dilarang menurut moral usaha
Kompetensi sikap dan perilaku kerja adalah kemampuan mental SDM yang dipantau dalam sistem monitoring dan pemeriksaan terhadap 1) kecakapan dalam beraktivitas, 2) kapasitas unjuk kemampuan dalam proses kerja, 3) loyalitas pada produk, pimpinan dan organisasi, 4) kerjasama dalam team, 5) kepemimpinan diri, 6) kepatuhan terhadap ketentuan, 7) inovasi dari metode dan prosedur kerja, dalam rangka pencapaian kinerja SDM, kelompok atau bagian dalam organisasi maupun perusahaan.
Kompetensi sikap dan perilaku merupakan kemampuan mengolah dan mengelola diri SDM sebagai anggota team dari sengan tugas sesifik sesuai bagian organisasi di mana ia ditempatkan. Pada umumnya diperlukan dalam menjalankan misi, visi dan program kerja Perusahaan. Pada khususnya terbatas dalam ruang lingkup tugas jabatan di mana ia diposisikan,dengan kewenangn yang terbatas.
Pelatihan dan pengembangan kompetensi sikap dan perilaku kerja diadakan di bawah team trainer selaku konsultan, tutor, mentor, fasilitator, asesor yg membantu peserta melakukan persiapan wawancara kerja dan menerapkan kompetensinya saat bekerja.
Kompetensi sikap dan perilaku kerja meliputi 1) Keyakinan bahwa pekerjaannya baik dan berguna untuk orang lain 2) Pengetahuan dan wawasan tentang kemampuan dasar psikologis, kognitif dan afektif baik untuk kerja organisasi maupun kerja teknis 3) Kemampuan memberdayakan mental, karakter, tingkat kecerdasan, tipe utama kepribadian 4) Kecakapan membentuk pola sikap dan perilaku kerja. 5) Kapasitas mental untuk berintegritas.
Selain kualifikasi ketrampilan, kecakapan, tingkat pendidikan dan administrasi, ada kualifikasi pola sikap dan perilaku kerja, umumnya adalah bersikap baik, ramah, jujur, berkemauan keras, dan berintegritas.
Selain kualifikasi di atas, tiap jabatan /tugas kerja yang satu dengan yang lainnya. Memerlukan kuaifikasi atau kriteria yang lain, Pada dasarnya pelaku jabatan tertentu dituntut memiliki kriteria sikap dan perilaku yang memenuhi syarat tugas jabatan kerja dan jabatan organisasinya. Seperti kriteria sikap dan perilaku cleaning service, satpam, office boy, pencatat barang di gudang, penyortir barang, pembantu dalam proses produksi, pengepakan barang, petugas transportasi logistik sampai sales, masing-masing berbeda. Sebagimana jenis dan fungsi pekejaannya berbeda.