Pemasaran produk IKM Warga Kelurahan Keparakan Jogja, yaitu dari Kampung Dipowinatan, Pujokusuman, Keparakan Lor dan Keparakan Kidul yang memiliki rumah industri produk khas masing-masing, dilakukan antara lain dengan cara berpromosi melalui event Ireda Fest setiap tahunnya. Acara event meliputi senam dan jalan sehat, kirab budaya, pameran produk, gunungan produk, bazaar makanan dan minuman, serta pentas pertunjukan seni.
Tahun ini event Ireda Fair berbarengan waktu dengan kegiatan mengapresiasi nilai luhur kultural dalam ekspresi Sumbu Filosofis yang menjadi Warisan Budaya Dunia dan telah diakui oleh UNESCO, setahun lalu. Perayaan setahun diakuinya Sumbu Filosofis ini akan diwujudkan dalam bentuk Jogja World Heritage Festival (JWHF) 2024 pada tanggal 21 – 22 September 2024 di Jalan DI. Panjaitan, Mantrijeron.
JHWF mengangkat tema Sangkaning Dumadi dengan sub-tema Gebayanan menggambarkan awal kehidupan dan mengambil inspirasi dari nama kawasan penyelenggaraan di Jalan DI Panjaitan Kemantren Mantrijeron yang terdapat Sumbu Filosofis sisi Selatan, yakni Panggung Krapyak. Yang berada di sebelah Selatan kelurahan Keparakan. Adapun misi untuk memperkenalkan lebih jauh kawasan Sumbu Filosofi, khususnya segmen selatan disebut dengan Kebayangan.
Yang menarik, JWHF 2024 tidak hanya fokus aspek budaya tetapi juga melibatkan bidang ekonomi. Bazar UMKM akan menjadi salah satu highlight, memberikan kesempatan bagi pelaku usaha lokal untuk memamerkan produk mereka kepada pengunjung festival.
Demikian pula melalui bazar UMKM, pelaku usaha ekonomi kecil Keparakan Jogja yang diwadahi oleh forum UMKM Keparakan dan MG 1 yang diinisiasi LPMK Keparakan, pelaku IKM Keparakan menggelar dagangan dan potensi usaha yang dimiliki, baik di lapak stand pameran dan dalam bentuk gunungan yang berisi produk IKM
Gunungan yang terbuat dari produk IKM ini akan diperebutkan seusai pelaksanaan kirab budaya. Tak hanya gunungan sandal, ada juga gunungan kerajinan, bakpao, bakpia, arem-arem, hingga gunungan berisi hasil bumi.
Sementara di puncak acara malam pentas seni ada pagelaran Kethoprak dari Rintisan Kelurahan Budaya (RKB) Keparakan dengan lakon Laskar Hantu Maut. “Kita memilih untuk mengangkat potensi milik warga, agar mereka tidak menjadi penonton di rumah sendiri. Warga punya potensi UMKM, seni, dan budaya, ini kita utamakan agar mereka bisa berdaya dan potensi warga ini semakin bisa terasah dan semakin berkilau,” ujar Lurah Keparakan, Yusup Ahbari ST.
Ireda Fest di tahun 2024 ini dimeriahkan juga dengan iring-iringan kirab budaya oleh dua kelompok bregodo yang dikelola oleh warga Kampung Dipowinatan dan Keparakan Lor. Masing-masing diantaranya adalah bregodo Dipo Satrio yang dikembangkan warga Kampung Dipowinatan dan bregodo Wedhung Basworo yang dibentuk warga Keparakan Lor.